Tidak semua hal positif yang kita niatkan, tertangkap
positif di mata orang lain. Bahkan dari niat tulus yang bertujuan untuk
kebaikan saja, ada banyak orang menentang dan menganggapnya buruk, ketika
diaplikasikan dalam sebuah tindakan.
Tak heran lah kalau dunia ini begitu jahat. Satu kebaikan,
terancam oleh begitu banyak halangan. Seperti benih yang berjuang untuk tumbuh,
namun belum juga berbunga apalagi berbuah, sudah begitu banyak serangan yang
ingin mematikannya.
Kalau saya adalah benih itu, rasanya ingin menyerah pada
alam, dan berhenti berusaha. Toh buahnya juga bukan buat saya. Tapi, yaahh..
saya hanya benih, yang diharapkan oleh Sang Pemilik untuk menjadi manfaat. Saya
hanya punya satu pilihan, mengikuti proses dan rencana Sang Empunya. Saya tidak
berhak untuk melakukan harakiri. Karna hidup saya ini sudah saya serahkan
padaNya, menjadi milikNya.
Ini bukan bendera putih yang sedang saya kibarkan. Ini hanya
refleksi yang bercampur dengan kegundahan. Atas rencana yang sedang dijalankan,
untuk berbagi kasih, bukan justru mematikan kasih. Sambil berharap, sekelumit
perenungan ini bisa membuat saya bertahan terhadap setiap serangan, terus
mengusahakan pertumbuhan dengan memandang Sang Empunya, dan pada akhirnya nanti,
ada banyak orang melihat kasihNya.
Fokuskan saya atas pekerjaan besar yang Kau ingin saya
lakukan, ya, Pencipta. Bukan pada hal-hal yang meremukkan semangat, dan
menciutkan hati. Biar kasih dan kuasaMu tetap nyata, sekalipun dunia
membencinya. Dan proseslah saya supaya semakin sempurna dalam menyebarkan
karyaMu, karna saya pun sadar sepenuhnya, saya bukan siapa-siapa, saya banyak
dosa, dan tak kan bisa melakukan apa-apa tanpa diriMu yang bekerja di dalamnya.